Rapat Percepatan Penyelesaian Target PAT dan LTT Serta Pemetaan Lahan Berbasis Geospasial
KOTA JAMBI - Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jambi, Dr. Salwati, S.P., M.Si. mengikuti rapat percepatan penyelesaian target Perluasan Areal Tanam (PAT) dan Luas Tambah Tanam (LTT) serta pemetaan lahan PAT berbasis geospasial (poligon) secara daring pada Kamis (26/9). Acara tersebut dibuka oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Intan Rahayu, S.Si., M.T., yang menyampaikan pentingnya pemetaan lahan berbasis spasial sebagai bukti untuk Kerangka Sampel Area (KSA) agar terpotret oleh BPS, serta sebagai bukti audit oleh Inspektorat Jenderal Kementan maupun BPK.
Intan menjelaskan, pemetaan berbasis spasial juga bermanfaat dalam administrasi dinas provinsi/kabupaten/kota yang belum memiliki poligon, pemetaan juga sangat penting terutama dalam rangka kebijakan satu peta di Kementerian Pertanian. Untuk itu poligon yang dibuat sudah menggambarkan indeks pertanaman (IP) secara akurat, serta mencatat setiap peningkatan IP ataupun PAT hasil dari kegiatan PAT. Ia juga menambahkan bahwa hingga 26 September 2024, pemetaan poligon lahan PAT secara nasional telah mencapai luas 314.915,5 ha.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Dr. Yudi Sastro, S.P., M.P. menyampaikan bahwa luas Lahan Baku Sawah (LBS) pada tahun 2023 tercatat sebesar 7,38 juta ha. Target LTT reguler pusat yang ditetapkan oleh Ditjen TP adalah 1,09 juta ha, sementara daerah hanya menyanggupi 0,72 juta ha. “Namun, hingga 25 September 2024, realisasi baru mencapai 0,51 juta ha atau sekitar 64,4% dari target daerah dan 46,8% dari target pusat,” katanya. Hal ini perlu menjadi perhatian karena luas tanam merupakan muara dari seluruh kegiatan yang dilakukan.
Ia juga menegaskan bahwa percepatan tanam harus terus didorong di lapangan, mengingat beberapa lahan masih memiliki ketersediaan air namun belum ditanami (bera). Selain itu, masalah hama tikus juga harus diatasi agar tidak mengganggu target LTT dan PAT. Capaian LTT reguler dan PAT nasional pada September 2024 telah mencapai 671.314 ha, dan diharapkan poligon-poligon yang ada segera diselesaikan untuk kemudian diambil sampel dan dilakukan verifikasi di lapangan.
Plt. Sekjen Kementan, Ir. Ali Jamil, M.P., Ph.D., menambahkan pentingnya pencatatan standing crop tanaman non-padi di Lahan Baku Sawah (LBS) agar potensi luas tanam bisa dihitung kembali. Semua penanggung jawab PAT diharapkan mendorong penyelesaian PAT pada Oktober atau November 2024. Ia juga meminta agar bantuan pompanisasi dicek dan dipastikan telah terdistribusi sebelum musim hujan tiba.
Rapat ini dihadiri oleh Irjen/Dirjen/Kepala Badan lingkup Kementan, Staf Ahli, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Mentan, serta penanggung jawab PAT provinsi/kabupaten/kota.