Kepala BPSIP Jambi Tanam Padi Gogo Bersama Pj. Bupati Sarolangun
SAROLANGUN – Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jambi, Dr. Salwati, S.P., M.Si., mengikuti kegiatan tanam perdana padi ladang bersama Pejabat (Pj.) Bupati Sarolangun, Dr. Ir. Bachril Bakri, M.App.Sc., pada Kamis (19/9) di Desa Dusun Dalam, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun. Kegiatan ini berlangsung di Kelompok Tani Bina Sejahtera yang mengelola lahan dengan sistem tumpang sisip (tusip) antara tanaman padi gogo dengan kelapa sawit.
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Sarolangun mengungkapkan bahwa penanaman sistem tusip padi gogo ini telah dilaksanakan di lahan seluas 2.000 ha di Sarolangun. Varietas yang ditanam adalah padi gogo jenis Seni, yang produksinya sangat bergantung pada curah hujan dengan estimasi hasil panen mencapai 2-3 ton per hektar. Kami berharap ini dapat membantu memenuhi kebutuhan padi atau beras lokal di wilayah Sarolangun,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan bahwa padi gogo, yang diproduksi untuk kebutuhan lokal, banyak ditemukan di wilayah Kecamatan Bathin VIII. Tanaman ini menjadi solusi penting bagi masyarakat Sarolangun yang tidak memiliki areal sawah atau sistem irigasi yang memadai, terutama di daerah berbukit yang tidak bisa ditanami padi sawah. “Dengan tusip padi gogo, kami berupaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat meski dengan kondisi lahan yang terbatas,” tambahnya.
Plh. Sekda Kabupaten Sarolangun, Ir. Dedy Hendry, M.Si., turut menambahkan bahwa selain di Kecamatan Bathin VIII, potensi pengembangan padi gogo juga ditemukan di Kecamatan Mandiangin, Mandiangin Timur, Sarolangun, dan beberapa wilayah lain yang tidak memiliki irigasi yang memadai.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati, Kepala Dinas TPH Sarolangun, Dinas Ketahanan Pangan, Kapolsek, Danramil, Camat Bathin VIII, Kepala Desa Dusun Dalam, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), bersama dengan ketua dan anggota Kelompok Tani Bina Sejahtera.
Dengan adanya program ini, diharapkan ketahanan pangan di Kabupaten Sarolangun semakin kuat, dan produksi padi gogo dapat terus dikembangkan sebagai alternatif penyediaan beras lokal. Selain itu, kegiatan ini juga memiliki manfaat signifikan dalam memperluas areal tanam, khususnya dengan sistem tumpang sisip yang memungkinkan pemanfaatan lahan perkebunan secara lebih optimal untuk pertanian padi.