Talkshow “Peran Serta BSIP dalam Mendorong Penerapan Standar Instrumen Pertanian Spesifik Lokasi”
KOTA JAMBI - Gebyar Agrostandar BSIP Jambi dalam rangka HUT ke-1 Badan Standardisasi Instrumen Pertanian pada hari ke-2, 19 september 2023 bertempat di Aula Agrostandar menggelar talkshow oleh kelompok Penyuluh BSIP Jambi dengan tema Peran Serta BSIP dalam Mendorong Penerapan Standar Instrumen Pertanian Spesifik Lokasi” pada Gebyar Agrostandar BSIP Jambi.
Kegiatan dikemas serius namun santai ini di hadiri oleh kepala BSIP Jambi, Dr. Salwati, SP.,M.Si, Kepala UPTD Pelatihan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Jambi Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Prop. Jambi, Kepala UPTD Pelatihan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Penyuluh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi , Koordinator Penyuluh Pertanian Provinsi Jambi, Penyuluh BSIP Jambi dengan jumlah peserta ± 60 orang.
Dr. Salwati, SP.,M.Si dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran penyuluh pertanian sebagai ujung tombak kementerian pertanian dalam hal penyampaian informasi, memotivasi dan mendorong masyarakat petani mengubah perilaku bertani untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Pinang betara menjadi pilihan tema pada kegiatan Gebyar Agrostandar BSIP Jambi baik pada FGD maupun acara talkshow ini adalah kesungguhan BSIP Jambi mendampingi petani pinang betara dalam penerapan standar pinang betara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Ir. Rumusdar dalam sambutannya menyampaikan bahagia atas Hari Ulang Tahun ke-1 untuk BSIP. Mendoakan agar BSIP lebih maju, bersemangat dalam membangun pertanian dan sektor lain yang terkait dengannya. Lebih lanjut Ir. Rumusdar mengurai kondisi penyuluh saat ini. Jumlah penyuluh yang mulai terbatas/berkurang, tidak tinggal di lokasi binaan sehingga kurang optimal mengakomodir kebutuhan petani binaan. Adanya pemanfaatan teknologi hendaknya menjadi hal yang perlu dikuasai oleh penyuluh untuk disampaikan kepada petani. Perlunya peningkatan jumlah dan kapasitas penyuluh dengan kemampuan IT yang menghasilkan petani-petani milenial.
Kegiatan talkshow dipandu host kiki Suheti, M.Eng menghadirkan narasumber dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi, Uce Lestari, M.Farm, Dari BSIP Jambi yakni Dr. Desi Hernita, SP.,MP dan Desy Nofriaty, SP.,M.Si bersama mengupas pentingnya penerapan standar pada GAP, GHP hingga potensi produk turunan pinang dalam Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan Petani.
Dr. Desi Hernita, SP.,MP memberikan informasi kepada peserta talkshow bahwa pinang betara merupakan salah satu varietas unggul nasional yang telah dilepas sebagai varietas unggul nasional pada tahun 2013. Pinang Betara mempunyai ukuran yang besar, produksi kernel kering/pohon/ tahun 5,7 kg lebih tinggi dari pinang lainnya, spesifik tumbuh di lahan gambut/pasang surut, mempunyai kualitas terbaik di dunia dan mengandung tanin yang tinggi. Adanya SNI 10-3450-1997 biji pinang bukan obat tentunya menjadi acuan dasar perlunya penerapan standar yang di mulai dengan Good Agricultural Practices (GAP) atau budidaya tanaman pinang yang baik sehingga memenuhi persyaratan mutu pinang. Dengan adanya MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) pinang betara sebagai lembaga penghubung dengan petani/pelaku usaha pinang betara untuk melakukan pembinaan dalam penerapan standar mutu pinang betara. BSIP Jambi hadir dengan kegiatan pengujian dan penerapan standar instrumen pertanian (pinang betara) telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait, melakukan sosialisasi kegiatan penerapan standar pinang betara, anjangsana ke beberapa petani/pelaku perseorangan maupun perusahaan, pengambilan sampel, hingga pengujian kandungan sampel pinang. Pendampingan ini akan berlajut dengan mendiseminasikan hasil penerapan standar ini kepada petani.
Desy Nofriaty, SP.,M.Si menguraikan pentingnya penanganan panen dan pasca panen pinang. Petani sendiri mengetahui secara fisik kualitas pinang yang di hasilkan sehingga bisa memperkirakan harga jualnya. Tidak bisa dipungkiri penanganan pasca panen memang perlu diperhatikan. Kerusakan pada pinang dipengaruhi kondisi yang ada seperti panen pinang yang tidak seragam, jatuh di tanah menjadi sumber kontaminasi mikroorganisme. GHP diterapkan dari mulai panen, pembelahan, penjemuran seperti kondisi lantai jemur/rak pengering, sortasi hingga pengemasan sangat mempengaruhi mutu biji pinang. Perlunya SOP agar produk yang dihasilkan sesuai standar sehingga akan berdampak pada stabilitas harga.
Uce Lestari, M.Farm, dosen peneliti dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi merasakan sedihnya petani pinang saat ini denga rendahnya harga jual pinang. Namun beliau memotivasi petani/pelaku usaha dengan banyaknya kandungan tanin yang dimiliki pinang sebagai anti bakteri, dan senyawa arekolin. Produk yang dihasilkan pun sudah beragam dari mulai masker wajah pinang, lulur pinang, sabun lembaran pinang yang mendapatkan reward produk turunan pinang, pasta gigi pinang yang mempunyai keunggulan antiseptik, permen, teh seduh sirih-pinang-gambir yang mempunyai manfaat untuk menjaga stamina pria-wanita. Produk turunan pinang telah merambah ke dunia usaha.
Tidak ada lagi yang perlu diragukan setelah menyimak talkshow ini. Penyuluh yang hadir tentunya mempunyai tugas besar yakni, mendiseminasikan, mengedukasi petani/pelaku usaha pinang untuk tetap bersemangat dengan tetap mananam, merawat, menerapkan standar GAP dan GHP pinang karena produk yang dihasilkan pinang sungguh banyak baik karena kandungan didalam pinang ataupun limbah pinang seperti pelepah/upih pinang untuk kerajianan tangan (piring pinang, peci, dompet). Perlunya sinergi antara BSIP Jambi, Instansi terkait, penyuluh dan petani untuk tetap berada di sini, mempertahankan pinang sebagai komoditas bernilai ekonomis tinggi dan mampumeningkatkan kesejahteraan petani pinang.
Agrostandar Hebat, Pertanian Maju!