BPSIP Jambi Ikuti Rakor Peningkatan dan Percepatan Ekspor SDA Provinsi Jambi
KOTA JAMBI – Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Jambi mengikuti rapat koordinasi (rakor) tim peningkatan dan percepatan ekspor SDA Provinsi Jambi yang berlangsung pada Rabu (25/9) di ruang rapat Sekda Kantor Gubernur Jambi. Rapat dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II) Johansyah, SE, ME, dan dihadiri berbagai pemangku kepentingan, antara lain Setda Provinsi Jambi, BI Perwakilan Jambi, BPS Provinsi Jambi, Polda, PT. Pelindo Cabang Jambi, Disperinndag, BPSIP Jambi, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jambi, serta OPD terkait lainnya dari lingkup Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota.
Asisten II Johansyah, SE, ME menyampaikan bahwa tujuan rapat ini adalah untuk mengevaluasi penyebab turunnya nilai ekspor Provinsi Jambi pada Juni 2024 sebesar 15,08% dibandingkan bulan sebelumnya, berdasarkan data dari BPS Provinsi Jambi. Beliau menekankan pentingnya ekspor sebagai salah satu faktor utama peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi. Pada rapat ini, dilaporkan nilai ekspor komoditi asal Provinsi Jambi Juli 2024 sebesar US$ 189,31 juta, atau meningkat sebesar 3,57% dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas unggulan Provinsi Jambi yang menjadi fokus antara lain sawit (cangkang), pinang biji, karet lempengan, kelapa bulat, minyak kelapa, kayu karet, kopra, kayu meranti, kopi biji, dan karet lembaran.
Beberapa permasalahan yang diidentifikasi termasuk pencatatan ekspor yang dilakukan BPS bersumber dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB). Komoditas asal Jambi terkadang tidak tercatat dengan benar karena kesalahan pengisian dokumen oleh eksportir, yang menyebabkan beberapa komoditas unggulan seperti kayu manis tidak tercatat sebagai produk asal Jambi saat diekspor melalui pelabuhan di luar Jambi. Johansyah menegaskan pentingnya pengisian dokumen dengan benar, dan ke depan, akan ada pertemuan dengan PPJK untuk memastikan pendampingan yang lebih baik terkait pengisian dokumen ekspor.
Selain itu, pemerintah Provinsi Jambi akan mendorong eksportir yang berada dekat dengan pelabuhan Jambi untuk mengekspor melalui pelabuhan tersebut dan mengusulkan pembentukan validator dari Disperindag. Terkait komoditas pinang, yang ekspornya menurun signifikan, salah satu penyebabnya adalah penurunan harga dan tingginya pajak yang diterapkan oleh negara tujuan ekspor, serta negara-negara seperti Thailand dan India yang mulai memproduksi pinang sendiri. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai solusi sedang diupayakan, termasuk memperkuat hilirisasi produk dan membuka pasar ekspor baru. Ada juga usulan untuk mengembangkan petani milenial agar bisa menjadi eksportir, guna memperkuat posisi Jambi di pasar ekspor global. Rapat diakhiri dengan penekanan pada pentingnya kerja sama semua pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor yang lebih optimal di Provinsi Jambi.